Jakarta - Polisi yang kelebihan berat badan terus
menjadi sorotan publik. Belum lagi polisi yang mengalami obesitas
dinilai memalukan jika tampil di depan umum.
"Polisi yang
kelebihan berat badan itu tidak gesit, cenderung malas, dan dia akan
tidak baik atau malu-maluin menampilkan diri di depan publik," kata
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, di Mapolres Jakarta
Utara, Jalan Yos Sudarso, Koja, Jakarta Utara, Selasa (4/12/2012).
Rikwanto
menjelaskan berat badan ideal secara klinik adalah tinggi badan
dikurangi 110, dengan toleransi berat badan sekitar 10 kilogram dari
berat badan ideal.
"Misal tingginya 174 centimeter, ya dikurangi
110, jadi idealnya 64 kilogram, tapi sampai 74 kilogram masih wajar,"
ujar Rikwanto menerangkan.
Rikwanto optimis terhadap ide Kapolda
Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayuseno ini untuk meningkatkan efektifitas
dan performa anggota kepolisian. Upaya program diet dengan senam atau
olahraga lainnya, menurut Rikwanto bisa dilakukan di akhir pekan.
"Jelas
akan berdampak dan semangat kerjanya kembali meningkat. Paling utama
polres yang senggang mesti lakukan itu, lari, senam, olahraga tertentu,"
ujar Rikwanto.
Jika anggota tidak berhasil dalam program
tersebut, maka ia akan terus menjalani program diet hingga mendapatkan
badan ideal. "Kita minta sampai tuntas, kalau belum turun kita minta
libatkan lagi dalam program penurunan berat badan berikutnya," imbuh
Rikwanto.
Pada hari Senin (3/12), Kapolri Jenderal Timur Pradopo
menyatakan dukungan program diet anggota kepolisian di masing-masing
satuan wilayah kepolisian di Indonesia. Ia menyatakan sebagai anggota
polisi yang melayani masyarakat dan menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat harus berbadan ideal.
"Saya kira semua Kasatwil dari
Polres, Polsek, dan Polda sudah punya program itu. Yang penting
performance-nya, semua harus slim," kata Timur