Salah satu penyebab tawuran antarpelajar,
yang akhir-akhir ini menjadi tren di Indonesia sampai menimbulkan
korban jiwa, yakni film-film kekerasan yang sering ditayangkan. Pendapat
tersebut dilontarkan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali.
“Film-film keras bisa menginspirasi anak-anak untuk tawuran. Banyak hal yang harus dikoreksi,” kata Suryadharma Ali.
Faktor lain yang memicu tawuran pelajar,
menurut dia, yakni minuman keras (miras) dan narkoba serta ketiadaan
sarana prasarana bagi pelajar untuk mengekspresikan minat dan bakat
mereka. Dia mencontohkan, ketiadaan sarana olahraga. “Ketiadaan ruang
olahraga juga menjadi pemicu tawuran,” katanya.
Untuk meminimalisasi ini, menurut dia,
harus dilakukan pendekatan melalui orang terdekat, seperti orang tua dan
guru. Bahkan, guru harus lebih sering merazia dengan memeriksa barang
tajam, obat terlarang, dan miras.
“Jika kedapatan, harus mendapat sanksi tegas yakni dikeluarkan,” katanya.
Dalam sepekan terakhir, dua pelajar
meregang nyawa akibat tawuran antarpelajar di Jakarta. Alwi Yusianto
Putra, siswa kelas X SMA Negeri 6, menjadi korban tawuran dengan para
pelajar di SMA Negeri 70, Senin, 24 September 2012. Sedangkan Deni
Yanuar tewas dalam tawuran di Jalan Dr Saharjo, Manggarai, Jakarta
Selatan, Rabu siang, 26 September 2012.
Sumber: Tempo.co